Jumat, 23 September 2016

Daud dan Goa Adulam

Halo Sahabat, kali ini aku mau memberikan sedikit sharing dari apa yang aku renungkan. Kali ini aku mau membagikan tentang kisah Daud yang berada di goa Adulam, dimana dia bertemu orang buangan. Di sana Daud menjadi pemimpin mereka dan mengajari mereka untuk perang dsb, hingga mereka menjadi pasukan Daud yang gagah berani.

1 Sam 22: 1 - 2
1  Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia.
2  Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.

Namun, apa yang ditekankan di renungan kali ini bukanlah orang - orang buangan yang mau dilatih dan menjadi perkasa. Kali ini yang saya soroti justru malah berasal dari Daud sendiri.

Ada apa dengan Daud?

Ketika kita melihat kondisi Daud pada saat itu, Daud sendiri dikejar - kejar oleh Saul, juga pada saat itu Daud juga berada dalam posisi sendirian, tidak ada penasihat yang dapat memberikan pertimbangan terhadap keputusan yang dia ambil, bahkan Saul yang menjadi mentor nya malah memusuhi dia. Apa yang menyebabkan dia mengambil keputusan tepat, bahkan memimpin orang-orang buangan tersebut, yang bahkan dia latih menjadi pahlawan-pahlawan gagah perkasa? Kuncinya adalah karena dia memiliki Tuhan yang berada di pihaknya, yang menjadi pembela serta penasihatnya. Hal inilah yang menyebabkan Tuhan berada di pihak Daud:

  • Daud taat dengan apa yang Firman Tuhan katakan
            Daud dapat memilih untuk tidak memimpin mereka dan bahkan ikut meninggalkan mereka juga. Tapi Daud taat dengan apa yang Tuhan mau lewat mereka. Daud memilih untuk memimpin dan mengatur mereka. Seringkali kita sebagai anak Tuhan justru tidak taat dengan apa yang Tuhan mau, apa yang Firman Tuhan katakan. Hati yang demikian membuat kita sulit untuk merasakan hadirat dan campur tangan Tuhan dalam hidup kita.
  • Daud punya hubungan dengan Tuhan yang kuat
           Kita tahu bahwa Daud sendiri punya hubungan yang intim dengan Tuhan, bahkan dia yang menulis beberapa mazmur yang dapat kita baca di kitab Mazmur. Dari hubungan yang pribadi inilah, Daud justru mengalami penyertaan Tuhan dalam setiap langkah yang dia ambil. Seringkali ada banyak orang kristen yang mau mengalami penyertaan Tuhan, pekerjaan nya diberkati , studinya berhasil, namun hubungannya dengan Tuhan masih seenaknya sendiri. Mulai saat ini mari kita bangun lagi hubungan dengan Tuhan yang mulai pudar. Tidak ada salahnya berusaha mendisiplinkan diri sendiri

  • Daud belajar dari apa yang Saul lakukan
          Daud ketika dia dikejar Saul, Ia seringkali berada di dalam situasi dan kondisi di mana dia harus mengambil keputusan yang pelik. Bisa dibilang Daud selalu meminta keputusan dari Saul ketika dia akan berperang. Namun kali ini keadaan yang dia alami adalah justru mentor nya sendiri meninggalkan dan memusuhi dia. Lalu, apakah Daud memilih untuk menyerah dan tidak mau mengambil keputusan karena dia sendiri? Ternyata jawabnya tidak. Justru di saat-saat mendesak seperti itu Daud berani ambil keputusan dan belajar melakukannya seperti Saul, bahkan sesuai dengan apa yang Firman Tuhan katakan. Memang, Tuhan memberi kita jalan dan pertimbangan terhadap setiap jalan yang kita ambil. Namun, mengambil keputusan dan berani melangkah itu adalah kewajiban dari diri kita masing. Tuhan menyediakan pilihan, tapi kita yang memilih
  • Daud memberikan hatinya untuk mengasihi orang-orang buangan
         Bukan hal yang mudah bagi Daud untuk memimpin dan melatih mereka dalam perang, apalagi orang-orang ini bukan lah orang yang terlatih, tetapi pelarian yang bahkan memilih lari saat mereka menghadapi masalah. Jika Daud tidak memiliki hati untuk melatih mereka, sudah tentu dia akan jengkel dan tidak sabar menangani mereka. Karena Daud memilih untuk memberikan diri serta hatinya untuk mereka, Maka yang muncul bukan orang yang lari dari masalah, tetapi orang yang menjadi pahlawan dan menghadapi masalah dengan gagah berani.


Bagi Anda yang membaca tulisan ini, jika Anda adalah seorang pemimpin yang memuridkan satu dua domba yang dipercayakan kepada Anda, bisa jadi Anda saat ini berada di posisi seperti Daud, dimana tidak ada seorang pun yang dapat menjadi pegangan dan menjadi tumpuan dalam kita melangkah, bahkan pemimpin sekalipun. Namun, percayalah, Anda masih punya Dia yang begitu mengasihi Anda, yang mau membuka jalan buat Anda mendapat pilihan yang terbaik. Hanya, berakarlah dan taat dalam hubungan intim Anda dengan Tuhan

Bagi Anda yang seorang murid, jangan hanya berhenti dalam posisi taat pada pemimpin. Belajarlah dari nya, karena suatu saat nanti ketika tidak ada pemimpin di sekitar kita, kita dapat belajar bagaimana kita menjadi pemimpin yang mengambil keputusan dari apa yang kita pilih

Jumat, 27 November 2015

God is a consuming fire!!

Shalom sahabat Tuhan, kali ini saya akan membawa satu tema yang cukup menarik, yaitu api Tuhan. Dalam Ulangan 4:24, dijelaskan bahwa Tuhan adalah api yang menghanguskan. Mungkin sahabat yang hanya membaca Alkitab versi Indonesia saja, akan sedikit merasa bingung dengan maksud dari Firman Tuhan tersebut. Namun, jika kita baca pada Alkitab versi bahasa lain, yaitu bahasa Inggris (NIV), maka Firman Tuhan tersebut menjadi lebih jelas, yaitu Tuhan adalah "consuming fire". Apa sih yang dimaksud "consuming fire" itu?

  1. Api bicara tentang kekudusan, menyatakan bahwa Allah itu kudus. Pada saat Musa bertemu Tuhan pada saat menggembalakan kambing domba di gunung Horeb, Tuhan menyatakan diriNya dalam nyala api (Keluaran 3:2). Pada saat itu, Tuhan sendiri berkata pada Musa bahwa tempat itu suci, oleh sebab itu Musa harus menanggalkan kasutnya (ayat 5). Dengan cara yang sama Tuhan menyatakan dirinya kepada kedua belas muridNya di Yerusalem, yaitu melalui lidah-lidah api, yaitu Roh Kudus itu sendiri. Oleh sebab itu, karena Allah itu kudus, ketika sahabat menghadap Allah, baik dalam saat teduh atau penyembahan kepadaNya, mari datang dengan penuh takut akan Tuhan. Belajar Takut akan Allah berarti belajar mengalami kuasa Allah dalam hidup kita.
  2. Consuming Fire berarti ketika kita dekat dengan Tuhan, maka akan ada sesuatu yang hilang dalam diri kita, atau bisa kita bilang di"consume". Apa yang dikonsum/hilang? yang jelas setiap hal yang tidak mulia dihadapanNya. Consuming Fire bicara soal pemurnian, dimana segala hal diuji dengan api. Yang terjadi memang menyakitkan, sama ketika sahabat dekat dengan api yang berasal dari sebuah lilin, panas dan sakit bukan? Sakit yang kita alami itu wajar, karena kita masih hidup dalam daging. Namun, sahabat perlu tahu, jangan jadikan sakit itu alasan untuk kita tidak dekat dengan Tuhan, Ketika sahabat merasakan sakit akibat proses yang berasal dari Tuhan, bersyukurlah karena Tuhan menyayangi sahabat Tuhan sekalian, karena lebih baik sakit tetapi nantinya luka itu sembuh, daripada lari dari rasa sakit itu, dan luka itu kita biarkan semakin parah.
  3. Api itu juga merupakan simbol dari cinta Tuhan. Pada kidung agung 8:6, Salomo menggambarkan cinta itu kuat, nyalanya seperti nyala api. Ketika menyatakan apiNya pada kita, percayalah pada saat itu Tuhan mengasihi sahabat sekalian. Dengan memberikan Roh KudusNya untuk para sahabat sekalian, sebenarnya itu merupakan wujud kasihNya buat para sahabat sekalian yang menerimaNya. Tuhan tidak mau para sahabatNya dan kekasihNya sendirian. Bangunlah hubungan pribadi yang kudus dengan Roh Kudus, karena Dia sudah terlebih dahulu mengasihi kita.
Api Tuhan memang kudus dan suci, tapi jangan lupakan bahwa api itu juga merupakan bukti kasihNya buat sahabat-sahabatNya, Selamat merenungkan, Tuhan Yesus memberkati.

Minggu, 08 November 2015

The Ordinary One

Kali ini saya akan menceritakan sedikit kisah hidup dari seorang teman dalam sebuah komunitas rohani di universitas saya. Kenapa saya menceritakan dia? apakah dia seorang yang kuat? bukan. apakah dia seorang yang terkenal? bukan juga. Lalu kenapa saya menceritakan saya menceritakan dia? jawabnya simpel, hanya karena dia biasa-biasa saja. Tidak ada yang spesial dalam dirinya, yang membuat dia spesial hanya karena dia berserah pada Pribadi yang spesial.

Dari kisah hidupnya, saya belajar banyak hal dari dia. Meskipun dia memiliki masa lalu yang bisa dikatakan jauh dari kata indah, keadaan masa lalunya tidak membuat dia tenggelam dalam masa lalu dan menyerah pada keadaan. Sebuah keputusan tepat dia ambil, yaitu taat pada panggilan Tuhan akan dia. Jika saya di posisi dia, belum tentu saya bisa melakukannya. Bisa saja saya malah kecewa dengan Tuhan dan berbantah berlama-lama. Belajar taat, meski hidup yang ada memiliki banyak kelemahan, itulah salah satu pelajaran yang saya dapatkan ketika mengetahui kisah hidupnya.

Ada hal lain yang saya dapatkan dari kisah hidupnya. Saya belajar juga dari dia untuk bisa takut akan Tuhan. Hasilnya? ada penyertaan Tuhan dalam hidupnya. Kehidupannya yang takut akan Tuhan, membuatnya disertai Tuhan dalam memenangkan jiwa-jiwa. Saya kagum bagaimana Tuhan memakai teman saya ini dengan luar biasa. Di satu titik, saya juga ingin seperti itu, ya, aku ingin hidupku benar-benar dipakai Tuhan dengan luar biasa, meskipun ada banyak harga yang harus dibayar untuk bisa dipakai Tuhan dengan luar biasa.

Banyaknya karya-karya lagu yang telah dia buat menunjukkan responnya terhadap panggilan Tuhan. Ya memang seperti itulah seharusnya seorang murid Kristus, taat dengan segenap hati terhadap panggilan Tuhan. Semangat itulah yang secara tidak sengaja dia tularkan padaku. Mungkin jika dia tidak memiliki semangat seperti ini, sudah tentu blog ini tidak akan ada dan tidak akan tertulis apa-apa. Ya, dalam satu komunitas kami selalu memberi support dan saling mendoakan agar kasih dan penyertaan Tuhan selalu turun dalam komunitas kami. Terima kasih Tuhan, kalau Engkau telah menempatkan dia dalam komunitas rohani kami, menjadi obor dan suluh semangat kami untuk memenuhi tiap panggilanMu yang engkau beri bagi tiap2 kami, murid Kristus yang mau berdiri bagi generasi ini.

Referensi: C.M

Sabtu, 07 November 2015

Taat Melakukan KehendakNya Sampai Akhir

Matius 16:24
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikut Aku."
Ketika kita mengikut Tuhan, maka sudah tentu kita harus taat melakukan Kehendak Bapa yang ada di surga, karena Yesus pun melakukan hal demikian (Yohanes4:34). Sama seperti Yesus yang taat sampai akhir hidupNya di kayu salib, demikian kita harus taat kepada Kehendak Bapa yang di surga. Ini hal yang harus kita ketahui tentang ketaatan pada KehendakNya, yaitu:
1. Taat itu Kebutuhan (Yohanes 4:34)
Sama seperti Yesus yang menganggap makananNya ialah melakukan kehendak Bapa yang di surga, makanan kitapun juga adalah melakukan kehendak Bapa. Jika makanan yang sering kita konsumsi memberi perasaan kenyang dan tenaga jasmani, maka Taat pada kehendak Bapa akan membuat kehidupan rohani kita dipuaskan dan juga memberi kita hidup rohani yang penuh dengan tenaga rohani dari surga.
2. Taat itu pilihan (Yosua 24:15)
Ketika Yosua mengingatkan kembali janji Allah pada bangsa Israel, Yosua memberikan pilihan, beribadah pada Allah dengan sepenuh hati, atau menyembah allah orang kanaan yang tempatnya mereka diami. Apapun pilihan mereka, Yosua memberikan mereka teladan untuk memilih, dan Yosua memilih apa yang benar. Sama seperti kita memutuskan untuk makan atau tidak, sebenarnya kita diberi pilihan dari Tuhan, taat atau tidak. Karena itu, pilihlah dengan bijak semua keputusan yang Tuhan sediakan bagi Anda.
3.Taat hanya pada KehendakNya Bapa
Mungkin kita bertanya-tanya, apa maksud dari poin ke 3 ini? Jika kita membaca 1 Raja-raja 13, ada seorang abdi dari Yehuda yang diberi perintah langsung oleh Tuhan. Namun, dia lebih mendengarkan apa yang dikatakan nabi tua daripada perintah Tuhan sendiri. Sering kali kita juga melakukan seperti itu. Sering kali kita mendengarkan perkataan teman kita, sahabat kita, bahkan paling ekstrim, pemimpin kita sendiri. Saya tidak menyuruh Anda untuk menjadi seorang yang egois dan melawan setiap orang yang memberikan pendapat mereka masing2, namun yang penting di sini adalah kita harus benar-benar paham dan tahu mana yang Tuhan inginkan dan mana yang tidak. Bagaimana caranya? dengan menguji segala sesuatunya, apakah hal itu memang yang Tuhan kehendaki atau tidak. Perlu diingat, jangan jadikan ini alasan Anda melawan perkataan pemimpin Anda, kecuali Anda memang benar2 mengerti bahwa perkataan yang timbul dari hati memang benar-benar berasal dari Bapa dan bukan dari hati maupun suara si jahat.
4. Taat itu korban (Keluaran 5)
Tidak sedikit dari kita yang pernah merasakan jalan hidup yang tidak enak akibat kita melakukan apa yang Tuhan inginkan? Tentu semua orang pernah mengalaminya. Jika sampai saat ini engkau tidak bisa menerima keadaan yang Tuhan ijinkan terjadi atas dirimu, ingatlah, jangan membuat dirimu tinggi hati. Jadilah rendah hati, karena hanya Tuhan yang lebih berhak menentukan jalan hidup kita ketika kita mengikut Dia. Sama seperti Musa yang harus menerima perasaan benci bangsa Israel kepadanya, ingatlah Tuhan pasti bertanggung jawab pada hidup Anda, tidak akan sekali-kali Dia biarkan kita kecewa karena mengikut Tuhan, karena semua yang Tuhan sediakan itu indah pada akhirnya.
5. Bahkan Persembahanmu bagi Tuhan tidak bisa mengalahkan Ketaatan mu pada Tuhan
Pernah dengar kisah Saul yang tidak melakukan perintahNya? Alasan dia tidak taat hanya karena pemberian raja Agag baik digunakan untuk persembahan bagi Tuhan (1 Samuel 15:21) Namun, Tuhan tidak menyukai persembahan Saul, karena dia tidak taat (1 Samuel 15:22). Cobalah bercermin dari hidup saudara, apa yang jadi persembahan Anda kepada Tuhan? Pelayananmu? Penyembahanmu? Semuanya baik, tapi jika Anda tidak mau taat pada apa yang Tuhan inginkan, maka persembahanmu itu tidak ada artinya.
6. Taat itu identitas anak Allah
Yesus pernah berkata pada Matius 12:50, orang-orang yang melakukan kehendak Bapa adalah saudara Yesus. Secara tidak langsung Yesus ingin memberitahu kepada saya dan Anda, bahwa tanda bahwa seseorang benar-benar memiliki hubungan erat dengan Tuhan, hingga Yesus menyebut mereka "saudara", yaitu lewat ketaatanNya dengan Yesus. Jangan pernah Anda merasa dekat dengan Tuhan, jika kehendakNya saja tidak pernah Anda dengarkan, bisa saja menurut Tuhan, hubungan Anda tidak dekat dengan Tuhan.

Taat pada Kehendak Tuhan tidaklah mudah, sebab kenyataannya manusia memiliki keinginan yang berbeda dengan Tuhan. Sebab itu, kita butuh Roh Kudus, sebab dia yang memberi kita kekuatan untuk melakukan Kehendak Bapa (Yohanes 16:13). Dan ingat, tidak pernah ada kata terlambat untuk Taat pada Allah. Bahkan di saat keadaan kita tak mungkin dipulihkan, ketika kita memilih taat, Tuhan bisa merubah keadaan yang menghancurkan kita menjadi sesuatu yang memberkati kita. Selamat merenungkan Tuhan Yesus memberkati. Be Blessed



Kamis, 29 Oktober 2015

Proses Tuhan itu Indah

Pernah mendengar lagu "permata hati" ? Yup, Lagu itu menggambarkan bagaimana Allah membuat kita merasa, memiliki dia berarti memiliki segala2nya, seperti sebuah "Permata" dalam hati kita. Kabar baiknya, kita akan diproses Tuhan menjadi sebuah permata yang indah, nda hanya bagi
Tuhan, namun bagi setiap orang yang melihat Anda.
Namun, yang perlu kita ketahui, yang namanya prosesnya Tuhan itu nda mudah lho. Seperti sebuah permata yang diproses dari sebuah karbon, ditekan dalam tanah bertahun-tahun, diberi suhu tinggi. Mungkin kalau karbon itu hidup, dia pasti sudah akan berteriak-teriak minta dilepaskan dari dalam tanah, karena hal itu menyakitkan, untungnya karbon itu adalah benda mati, jadi dia bisa dengan diam di dalam tanah selama bertahun2, jika tidak, sudah tentu kita tidak akan pernah melihat permata, berlian, dan lain sejenisnya.
Sadar atau tidak sadar, saat ini Anda dan Saya sedang diproses Tuhan untuk menjadi lebih baik. Untuk itu, mari kita cari tahu bagaimana Tuhan memproses Anda dan Saya.

  • Proses Tuhan itu di mana saja, melewati masa ke masa, sampai akhir hidup kita.


Mari belajar dari kisah Daniel. Daniel diproses Tuhan secara luar biasa. Dimulai dari hidupnya pada masa muda yang dibuang ke Babel, diuji Tuhan lewat makanan yang tidak boleh dimakan mereka pada masa Nebukadnezar, Menjawab mimpi Nebukadnezar, sekalipun dia pun sendiri takut jika jawaban mimpinya salah, maka dia pun sendiri akan ikut dipenggal raja. Mengartikan mimpi raja belsyazar. Difitnah pada masa raja Darius, menerima penglihatan dari Tuhan. Dari sini kita bisa melihat, di masa raja apapun dia berada, Tuhan selalu memberikan dia masalah untuk membuat dia bisa diproses Tuhan. Beruntungnya, Daniel seorang yang taat pada proses Tuhan, dan Tuhan melihat jalan Daniel selalu menyenangkan Tuhan. Itu sebabnya kuasa kerajaan tidak pernah beralih dari tangan Daniel. 
  • Proses Tuhan menyakitkan, Tapi Prosesnya tidak meremukkan kita.
Seringkali kita mengeluh, kenapa sih kok prosesnya Tuhan menyakitkan? Mari kita baca I korintus 10:13

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia   dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.  Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

FirmanNya selalu dapat diandalkan, dan relevan setiap waktu, sehingga kita dapat percaya Firman ini. Intinya, kita tidak perlu takut apabila datang masalah yang begitu pelik hingga membuat kita putus asa, tanamkan hal bahwa Allah suatu saat akan bekerja buat kita, dan ketika Tuhan yang bekerja, tidak ada seorangpun yang dapat menghentikanNya. Dan perlu diketahui, tiap orang diproses Tuhan dengan kebijakannya sendiri, oleh sebab itu karena Allah kita bijak, dia tahu bagaimana kita harus diproses, tanpa meremukkan kita, sampai merasa kehilangan segalanya (Yesaya 28:28)

 Apakah orang waktu mengirik memukul gandum sampai hancur? sungguh tidak, orang tidak terus-menerus memukulnya sampai hancur! Dan sekalipun orang menjalankan di atas gandum itu jentera gerobak   dengan kudanya, namun orang tidak akan menggilingnya sampai hancur.Dan inipun datangnya dari TUHAN semesta alam; Ia ajaib dalam keputusan  dan agung dalam kebijaksanaan.

  • Goal dari proses Tuhan dalam hidup kita adalah semakin serupa dengan sang Pencipta.
Seorang guru selalu menginginkan muridnya supaya bisa seperti dia, bahkan kalau bisa muridnya bisa melebihi dia. Begitu juga Tuhan, Murid Kristus harus senantiasa seperti Dia

Janganlah kamu menjadi serupa   dengan dunia ini, tetapi berubahlah  oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak   Allah: apa yang baik, yang berkenan   kepada Allah dan yang sempurna.

Proses itu bertahap, Tuhan tahu manusia tidak bisa serta merta berubah. Karena itu prosesnya Tuhan itu sepanjang hidup kita. Tuhan itu sayang sama kita, Dia maklum atas apa yang kita perbuat, tapi yang paling penting, jangan sampai kasih sayangNya kita salah artikan. Setelah mengetahui kebenaran, mari cepat-cepat kita kembali ke jalanNya, menyimpang tidak perlu jauh-jauh bukan?

Have a nice day and be blessed 

2 Korintus 13:5